Resensi Buku Air AkarKeragaman budaya masyarakat Indonesia merupakan kekayaan luar biasa sekaligus sumber ide tak habis-habisnya. Mengangkatnya dalam cerita pendek menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta pada Tanah Air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Kompetisi Menulis Fiksi dan Nonfiksi. Buku memuat 10 cerpen terbaik yang mengalahkan karya hal 6. Para penulis mengangkat cerita dari Aceh sampai Papua. Cerpen “Air Akar” karya Benny Arnas ditempatkan sebagai pembuka. Cerpen yang sekaligus menjadi judul buku ini berkisah tentang Bunga Raya, seorang guru di Kampung Nulang, 20 kilometer dari Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Bunga Raya bukan hanya guru, tapi juga dokter. Dia disebut mantri hebat hal 10. Kehebatannya sebagai mantri berawal ketika menyembuhkan muridnya, Nalin, yang sakit diare. Meskipun Bunga Raya sudah meyakinkan masyarakat bahwa oralit mudah dibuat sendiri, mereka tetap menganggapnya sebagai ramuan rahasia. Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter, ahli herbal, dan teman-temannya, Bunga Raya membuat Air Akar, ramuan obat serbaguna warisan leluhur hal 13. Tak semua orang suka tindakan Bunga. Malahan ketidaksukaan datang dari sesama pengajar di SD Nulang. Cerpen-cerpen lain karya para Finalis Cerita Pendek Kompetisi Menulis Tulis Nusantara 2012 ini juga tidak kalah menarik. Misalnya, “Barongsai Merah Putih” hal 49-64. Cerpen karya Ade Sugeng Wiguno tersebut menceritakan Rudy dan Erik, dua pemain barongsai yang berusaha keras terpilih mengikuti Kejuaraan Nasional Barongsai di Semarang. Tapi mereka gagal, bahkan diusir dari perguruan sehingga merasa terhina. Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi digital Mereka bertekad menunjukkan bahwa mereka bisa memainkan barongsai dengan baik. Masalahnya, mereka tak punya barongsai. Untunglah keempat sahabat mereka―Andi, Surya, Bunga, dan Dewi―bahu-membahu membantu.“…Saat bermain, kalian sungguh menikmati persahabatan satu sama lain. Itulah yang dilupakan para seniman barongsai lain” hal 64. Tiga dari 10 cerpen tampil berbeda karena tidak spesifik mengusung daerah tertentu. Mereka adalah “Sepasang Kupu-kupu Hitam-Putih”, “Penulis Biografi”, dan “Protokol Karimata.” Meskipun demikian, ketiga cerpen tersebut juga sarat nilai-nilai kebaikan keindonesiaan. “Sepasang Kupu-Kupu Hitam-Putih” hal 77-87, misalnya, mengangkat cerita tentang kupu-kupu. Tokoh utama dalam cerpen karya Ari Keling ini sepasang kupu-kupu bernama Lala dan Lolo. Lala yang sedang menunggu Lolo tertangkap oleh Reni, seorang remaja penggemar kupu-kupu yang tak tahu cara memperlakukan binatang tersebut. “Protokol Karimata” hal 125-145 karya Wiryawan Nalendra menyuguhkan setting waktu tahun 2121. Dia berkisah tentang penjelajahan waktu oleh tokoh aku yang terlempar dari satu masa ke masa lainnya. Sedikit kekurangan buku ini adalah pada tata letak halaman. Nomor halaman yang tercantum di daftar isi berbeda dengan sesungguhnya. Di daftar isi, cerpen “Air Akar” disebutkan berada di halaman 7, tetapi ternyata berada di halaman 9. Demikian selanjutnya hingga cerpen terakhir. Selain itu, di bagian atas cerpen “Tandan Sawit” karya Nafi’ah Al-Mar’ab hal 117-123 tertulis judul cerpen dan nama penulis lain, yaitu “Penulis Biografi” di halaman genap dan “Bode Riswandi” di halaman ganjil. Data Buku Judul Air AkarPenulis Banyak OrangPenerbit GramediaTerbit November, 2013Tebal 152 halamanISBN 978-979-22-9867Diresensi Triani Retno A, lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi cetak tanggal 23 April 2014.
KumpulanCerpen untuk Lomba Bertema Cinta Tanah Air, cerpen lomba 17an, cerpen hari pahlawan, "Ada sih ,aku sedang memikirkan perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia. Kan perjuangan menuju kemerdekaan itu gak mudah, tapi banyak yang tidak menghargai jasa mereka" kata Asiyah. "Iya juga sih, bagaimana kalau kita menasehati teman-teman
Jakarta, NU Online Penyair asal Sumenep, KH D Zawawi Imron menyebut bahwa kemerdekaan merupakan kehormatan bangsa Indonesia. Menurutnya ada beberapa alasan untuk mencintai tanah air. Di antaranya karena setiap hari meminum air dari tanah Indonesia dan kemudian menjadi darah yang mengalir di tubuh. "Kita makan beras, buah-buahan, dan ikan Indonesia lalu menjadi daging. Kita menghirup udara Indonesia yang menjadi nafas kita. Kita semua bersujud di atas bumi Indonesia yang berarti Indonesia adalah sajadah tempat kita bersujud kepada Allah," terang Kiai Zawawi dalam Istighotsah dan Doa Bersama yang digelar PT Telkomsel dan Majelis Telkomsel Taqwa MTT, pada 20 Agustus 2021 lalu. Selain itu, alasan lain yang menjadi alasan untuk mencintai tanah air Indonesia adalah karena ketika mati akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia. Daging yang kelak membusuk itu akan kembali bersatu dengan tanah Indonesia. "Maka tidak ada alasan untuk tidak cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia," tegas kiai berjuluk 'Penyair Celurit Emas' kelahiran 1 Januari 1945 itu. Ia juga menyebut bahwa tanah air Indonesia merupakan ibu, sehingga siapa pun yang cinta kepada sang ibu agar tidak mengisinya dengan dosa, maksiat, permusuhan, kebencian, dan adu domba. "Tanah air Indonesia juga adalah sajadah kita. Siapa mencintainya harus menanaminya dengan benih-benih keimanan, ketakwaan, kemakmuran, kesuburan, dan kreativitas. Tanah air Indonesia adalah sajadah kita, tempat kita bersujud kepada Allah. Inilah tanah air milik kita yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945," tegas Kiai Zawawi. Lebih lanjut, dikatakan bahwa para pejuang kemerdekaan banyak yang gugur di medan perang. Kiai Zawawi menyebutnya sebagai syuhada. Merekalah pahlawan yang menginginkan bangsa Indonesia hidup sekalipun harus mati dan tidak sempat menikmati kemerdekaan. "Jenderal Sudirman, tidak sempat menikmati kemerdekaan. KH Hasyim Asy’ari yang memperjuangkan resolusi jihad tidak sempat menikmati kemerdekaan. Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, dan Teuku Umar, tidak sempat menikmati kemerdekaan," terangnya. Karena itu, Kiai Zawawi mengajak masyarakat Indonesia untuk sama-sama mendoakan para pahlawan yang telah gugur terlebih dulu dan tidak sempat merasakan kenikmatan kemerdekaan. Namun, mereka meninggalkan warisan berupa NKRI dan bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia saat ini. "Kita punya tugas mensyukuri kemerdekaan, mengakui jasa para pahlawan, sekaligus mendoakan para pahlawan. Semoga para pahlawan itu diberi tempat yang damai di alam barzakh, di alam kuburnya," tutur Kiai Zawawi. Indonesia, negeri potongan surga Kiai Zawawi Imron juga mengatakan Konferensi Islam Asia-Afrika di Bandung, pada 1964, dihadiri oleh utusan dari Mesir yakni Syekh Mahmoud Syaltout. Pada kesempatan itu, Mahmoud mengatakan bahwa negeri Indonesia merupakan kepingan surga. "Kita tahu Mesir itu terdiri dari padang sahara yang luas. Kesuburan hanya terdapat di tepian sungai Nil. Syekh Mahmoud Syaltout, Rektor Al-Azhar, utusan Mesir itu yang negerinya terdiri dari padang sahara tandus, begitu sampai di Indonesia beliau terpesona, kagum terhadap alam Indonesia," kata Kiai Zawawi. Dengan kalimat-kalimat sastra, ia menyebut bahwa Syekh Mahmoud ketika itu menyaksikan alam Indonesia berupa gunung biru berselendang awan, hamparan padi menguning yang di atasnya burung-burung kecil menyanyikan keagungan Tuhan. Kemudian di tepi-tepi laut ada pemandangan buih-buih putih sedang berkejaran untuk menciumi bibir pantai. Sementara di beberapa pantai lain, ada daun nyiur melambai yang mengucapkan d selamat datang kepada para pahlawan, yakni para nelayan yang membawa ikan dari laut. "Syekh Mahmoud Syaltout kagum dan terpesona terhadap keindahan alam Indonesia sehingga beliau berucap kepada Presiden Soekarno, Indonesia adalah potongan surga yang diturunkan Allah ke bumi. Subhanallah, orang lain mengakui keindahan negeri kita," terang Kiai Zawawi. Menurutnya, kalau ingin alam Indonesia tetap subur, makmur, dan indah maka harus diurus oleh hati serta budi pekerti yang juga indah. Tugas bangsa Indonesia saat ini adalah merias tanah air Indonesia dengan amal shaleh dan ketakwaan kepada Allah. "Kalau Indonesia yang indah ini diurus oleh hati yang tidak indah, akhlak yang tidak indah, maka alam Indonesia akan rusak," pungkasnya. Pewarta Aru Lego Triono Editor Kendi Setiawan TanahAirku. 17,Agustus 1945 , Atas nama bangsa Indonesia . kini bangsa kita terbebaslah sudah dari penjajah dan tak ada lagi pertumpahan darah dan nyawa-nyawa rakyat Indnesia yang terlantar. banyak rakyat yang mati kelaparan dan terlantar , " dimana kemerdekaan itu muncul bila tanah air ini dikotori oleh orang-orang yang tak mempunyai rasaCerpen Karangan Tita Larasati TjoaKategori Cerpen Anak, Cerpen Nasionalisme Lolos moderasi pada 16 January 2016 17 Agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita. Sayup-sayup terdengar lagu “Hari Merdeka” dari mulut Karin. Ia mencintai Indonesia. Hari ini adalah ulang tahun RI yang ke-70. Karin membuat banyak bendera untuk hari ini. Ada juga spanduk yang terdapat di rumahnya. Ia meminta bantu kakaknya karena ia adalah anak yatim piatu. Karin dan kakaknya juga membuat berbagai lomba yang diikuti anak dari umur 3 tahun sampai 20 tahun kategorinya berbeda. Dan masing masing pemenang akan mendapatkan hadiah. Kategorinya adalah Kategori Balita Umur 3 sampai 5 tahun, Kategori Anak Anak 6 Tahun sampai 12 tahun, Kategori Remaja 13 Tahun sampai 20 Tahun. Lomba-lombanya adalah Balap karung, Makan kerupuk, Panjat Pinang, Gigit Sendok Dikasih Kelereng, Masukkan paku ke dalam botol, Tarik Tambang, Masak, Sepak Bola Pakai karung. Setiap lomba ada masing-masing kategori loh. Kakak Karin dan Karin juga sudah menyiapkan hadiahnya. Mau tahu hadiahnya? Juara 1 Uang bingkisan, bendera merah putih, buku, dan pensil. Juara 2 Uang bingkisan, bendera merah putih, buku, dan pensil. Juara 3 Uang bingkisan, bendera merah putih, buku, dan pensil. Yang lainnya juga dapat loh. Yang tidak menang mendapatkan bingkisan, bendera merah putih, dan ucapan terima kasih karena sudah mengikuti lomba. “Hari ini sangat menyenangkan ya Kak.” ucap Karin setelah lomba. “Iya.. tahun depan kamu mau buat lomba gini lagi?” Tanya kakaknya yang sedang melepas spanduk. “Mau banget Kak seru… biar semua orang lebih mencintai negara kita yang sudah merdeka 70 tahun.” Jawab Karin senang. Cerpen Karangan Tita Larasati Tjoa Facebook Tita Larasati Cerpen Lomba Kemerdekaan RI merupakan cerita pendek karangan Tita Larasati Tjoa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Akibat Tidak Disiplin Oleh Zulfa Aqilah Washfaa Nur Hafiza Akhsanul atau biasa disapa dengan sebutan “Aak” adalah seorang siswa SMPN 03 Balungan, Jember. Ia merupakan siswa yang pendiam, jarang tersenyum, jarang mengerjakan tugas sekolah, kurang disiplin dan menyepelekan Mystery of a Game Oleh Quintania HB “Main apaan ya?” tanya salah satu dari mereka. “Aku juga tak tahu,” jawab satunya lagi. Ya. Mereka adalah sekelompok sahabat yang sedang terdiam di bawah pohong yang rindang. Kicauan Low Batt Oleh Adila Megasih Hai, namaku Bella, umurku 11 tahun. Sekarang aku duduk di bangku kelas 5 SD Harapan Bangsa. Siang itu, pelajaran IPS. Cukup membuat pusing, karena kunci menjadi pintar pelajaran IPS Antara Aku dan 2 Dimensi Oleh Safira Indi Kalista Angin berhembus sembari berjalan melalui celah-celah gedung perkantoran di kotaku. Sejuknya angin dan cerahnya mentari membangunkanku dengan lembutnya. Suara kendaraan yang mulai berlalu lalang di depan rumahku seakan-akan memaksaku Cintamu Lebih Besar Untuk Bangsamu Oleh Bunga Fata Suara ledakan yang amat kencang itu membuat semua orang yang mendengarnya bergidik ngeri. Banyak anak menangis mencari orangtuanya, seorang ibu berlari sambil menggendong anaknya, dan ada banyak penduduk lain “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Makadari itulah, gaungan semangat cinta tanah air perlu digaungkan oleh semua pihak baik dalam pidato, sambutan, atau pun kegiatan pembelajaran. Berikut contoh teks pidato bertema cinta tanah air. Contoh naskah pidato tentang cinta tanah air ini ditulis singkat, mudah dihafal anak SD, dan cocok untuk sambutan maupun Tanah Airku Cerpen Tulisan Frida AriyantiKategori Cerpen Pendidikan Lolos moderasi plong 19 November 2012 Mulai sejak penjajah menginjakkan kaki di tanah air ini pahlawan iandonesia enggak akan pernah tinggal diam di injak oleh penjajah meski senjata hanyalah ” Tombak bambu ” semata-mata demi membela tanah air ini , mereka mempertanggungkan roh dan mengeorbankan jiwa raganya demi lahan air indonesia ini ,hingga balasannya satudemi suatu pahlawan gugur , cuma diantara pahlawan nan gugur muncullah generasi-generasi yang yunior bertunas dan terus tumbuh hingga akhirnya jadilah Bertaruk seribu , mereka berbenturan hingga alhasil kemerdekaan tlah di umumkan oleh ” Proklamasi” dan di bacakan maka dari itu ” Ir. Soekarno” pada rontok 17,Agustus 1945 , Atas nama nasion Indonesia . kini bangsa kita terbebaslah sudah dari penjajah dan tak ada lagi pertumpahan darah dan nyawa-nyawa rakyat Indnesia yang terlantar Tetapi , di jihat tidak banyak generasi-generasi nan hancur aka perbuatan nan tak sesuai dengan undang-undang di tanah air ini hingga semakin banyak rakyat indonesia yang masa depan nya hancur oleh perbuatannya sendiri sebagaimana korupsi , narkoba , po*nografi , perlagaan , pencurian , dan demo dimana-mana , kiranya bagaikan generasi penerus bangsa mereka sangat kecut hati , Cak kenapa tanah air ini ” yang dulunya merdeka sekarang mengabu ” ” yang dulunya sejahtera sekarng musuh ” ?, banyak rakyat yang sunyi kelaparan dan terlantar , ” dimana kemerdekaan itu muncul bila tanah air ini dikotori oleh orang-orang nan tak mempunyai rasa beban jawab dan rasa malu akan tanah air ini bila terus-menerus begini. laksana belaka persil air ini tetap sama dengan lewat masa kebebasan di mulai , mungkin tak cak semau ada lagi ragam yang melanggar hukum dan rakyat indonesia konstan akan jaya , Bhinneka Tuggal Ika kan tetap terus terserah , Burung Garuda tetap menggerakkan sayapnya , Pancasila tetap lambang kita , dan Merah putih kan terus terkirai-kirai sampai akhir Semangat. Cerpen Coretan Frida Ariyanti Facebook Frida Mangan Onde-Onde Panas Cerpen Tanah Airku merupakan cerita pendek karangan Frida Ariyanti, sira dapat mengunjungi pelataran khusus penulisnya lakukan membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. “Sira suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!” Share ke Facebook Twitter WhatsApp ” Baca Pun Cerpen Lainnya! “ Sepercik Cahaya Pengungkit Hidup Oleh Laurent Descham Anelka Bogor, 29 Mei 2007 Hari itu Adalah Hari Yang tak Bisa jadi Aku dan Keluargaku Lupakan, waktu dimana Perusahaan Ayahku Bangkrut, semua Aset Perusahaan tergadaikan, Rumah, Villa, Mobil, Semua Habis Mencontek Maka itu Hanna Felicia Ica tertidur pulas detik Bu Stella menjelaskan pelajaran-latihan IPA. “Ca! Bangun Ca!” Kisik Siska menggugah Ica. “Iya-iya aku bangun..” Jawab Ica dengan menumbuk. “Anak-anak! Sekarang ibu akan beri kalian Kesabaran Dan Perjuangan Putri Oleh Mega Ayuna Rizki Plong senja itu Putri main-main dengan teman temannya di perkampungan yang kamu tempati sejauh bertahun periode itu. Banyak orang menyebutnya dengan Desa Pusi. Ia bersyukur boleh bertempat tinggal di Pin Student of The Best Maka dari itu Fairus Umar Faruq Terpampang gawang gawang bertuliskan “Sd It Al-Madinah”. Berdiri megah bangunan berlantai tiga menjulang langit. Di sekelilingnya dirimbuni berbagai macam tanaman perindang. Pecah sukun, Karsen, dan Mahoni. Hamparan sawah nan Jujur Tidak Ajur Maka itu Totok Junjungan-laki itu kini berusia 17 periode. Dia dilahirkan dari pasangan Kolman dan Fatimah. Ia hidup dalam kesederhanaan bersama 2 ning kandung dan 1 kakak ipar. Ia adalah seorang siswa “Hai!, Segala Kamu Doyan Bikin Cerpen Sekali lagi?” “Kalau iya… jangan tengung-tenging buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melangkahi halaman nan telah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen terbit seluruh Indonesia mutakadim masuk memarakkan loh, bagaimana dengan anda?” .